Negara Islam Indonesia (NII) kian ramai diperbincangkan setelah sukses merekrut anggota dari kalangan kampus. Benarkah mereka melakukan cuci otak untuk mendapatkan korbannya?
okezone sempat berbincang dengan Utami Pratiwi, bekas mahasiswa Inter Studi, Jakarta, yang pernah menjadi anggota NII, namun keluar setelah sebulan bergabung.
Berikut petikan wawancara okezone dengan Tami, sapaan akrabnya, Selasa (26/4/2011) malam.
Bagaimana cerita awalnya Anda diajak bergabung?
Saya diajak teman kampus. Si A pertamanya tidak langsung mengajak bergabung. Dia hanya mengajak saya ke mal untuk beli kado. Di sana saya dipertemukan dengan Si B, temen A. Namun sudah dikondisikan bahwa mereka tidak saling kenal. Setelah kenal Si B, dia mengajak lagi bertemu dengan Si C di suatu tempat.
Rabu, 27 April 2011
Sabtu, 23 April 2011
Penemu Insulin
Insulin – Frederick Grant Banting |
Dua hari yang lalu tanggal 14 November, di seluruh dunia baru saja
memperingati World Diabetes Day atau Hari Diabetes Dunia. Mengapa dipilih
tanggal 14 November untuk memperingati World Diabetes Day atau Hari
Diabetes Dunia?
Jawabannya adalah untuk memperingati hari lahirnya Frederick Grant Banting, tokoh penemu insulin (silahkan baca artikel saya tentang apa itu insulin?).
Jawabannya adalah untuk memperingati hari lahirnya Frederick Grant Banting, tokoh penemu insulin (silahkan baca artikel saya tentang apa itu insulin?).
Frederick Grant
Banting dilahirkan pada tanggal 14 November1891, di Alliston, Ontario,
Canada, dia adalah anak bungsu
dari lima saudara dari hasil perkawinan William Thompson Banting and Margaret
Grant.
Banting kawin dengan
Marion Robertson pada tahun 1924, dan memiliki seorang anak bernama William
Banting pada tahun 1928. Perkawinan dengan Marion Robertson berakhir dengan
perceraian pada tahun 1932. Dan pada tahun 1937 Banting kawin lagi dengan
Henrietta Ball.
Banting menyelesaikan
sekolahnya Public and High Schools – Alliston dan kemudian melanjutkan ke
kuliah di University of Toronto. Pada awalnya beliau kuliah di jurusan
keagamaan, tapi kemudian beliau pindah ke jurusan farmasi. Dikebanyakan artikel
yang saya baca nama beliau hanya disebut dengan nama Banting. Dia adalah
seorang medical scientist, doctor and penerima hadiah nobel dibidang Physiology or Medicine pada tahun
1923.
Banting mulai sangat
tertarik dengan penyakit kencing manis atau diabetes pada saat beliau bekerja
di Naunyn, Minkowski, Opie, Schafer. Dia mulai mengadakan penelitian tantang
penyebab timbulnya penyakit kencing manis yaitu disebabkan karena kekurangan
sejenis hormon di pulau Langerhans didalam pankreas. Hormon ini kemudian diberi
nama oleh Schafer dengan nama INSULIN.
Jumat, 01 April 2011
Manfaat Tidur: Ternyata Lebih Penting dari Yang Kita Duga
Hari ini saya berdiskusi dengan teman sejawat yang banyak membaca buku dan artikel mengenai kekuatan tidur. Ia sering mendiagnosis dan menerapi pasien-pasien dengan pendekatan kepada evaluasi dan intervensi pola tidurnya. Dan hal tersebut banyak dibenarkan dan disetujui oleh pasiennya. Tak diragukan lagi, bukti-bukti mengenai manfaat tidur telah begitu banyak dikemukakan . Mungkin itu juga yang bisa menjelaskan kenapa di musim ujian banyak palajar usia sekolah menderita flu (karena tidur berhubungan dengan imunitas/kekebalan tubuh), atau seseorang dapat pula mengalami tekanan darah rendah serta tekanan darah tinggi karena kekurangan tidur yang bersifat kronis.
Ia juga sering memberikan ceramah mengenainya, termasuk dikalangan aktivis yang mungkin saking semangatnya beraktivitas, kadang menganggap tidur bagian dari kemalasan. (Saya juga pernah dirasani demikian gara-gara suatu kali dianggap tidur "kepagian", sementara dang teman-teman aktivis tidak tidur berdiskusi hingga hampir pagi.) Sebagian orang yang lain, menderita kekurangan tidur karena bekerja terlalu keras mencari sesuatu, atau mungkin menderita kecemasan di bawah ataupun di "atas" sadar, yang mengganggu pikiran.
Ia juga sering memberikan ceramah mengenainya, termasuk dikalangan aktivis yang mungkin saking semangatnya beraktivitas, kadang menganggap tidur bagian dari kemalasan. (Saya juga pernah dirasani demikian gara-gara suatu kali dianggap tidur "kepagian", sementara dang teman-teman aktivis tidak tidur berdiskusi hingga hampir pagi.) Sebagian orang yang lain, menderita kekurangan tidur karena bekerja terlalu keras mencari sesuatu, atau mungkin menderita kecemasan di bawah ataupun di "atas" sadar, yang mengganggu pikiran.
SEDIKIT TENTANG ADAS
Uraian :
Adas merupakan satu dari sernbilan tumbuhan obat yang dianggap berrnukjizat di Anglo-Saxon. Di Indonesia telah dibudidayakan dan kadang sebagai tanarnan bumbu atau tanaman obat. Turnbuhan ini dapat hidup dari dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut, namun akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi. Asalnya dari Eropa Selatan dan Asia, dan karena manfaatnya kemudian banyak ditanam di Indonesia, India, Argentina, Eropa, dan Jepang. Terna berumur panjang, tinggi 50 cm – 2 m, tumbuh merumpun. Satu rumpun biasanya terdiri dari 3 – 5 batang. Batang hijau kebiru- biruan, beralur, beruas, berlubang, bila memar baunya wangi. Letak daun berseling, majemuk menyirip ganda dua dengan sirip-sirip yang sempit, bentuk jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berseludang warna putih, seludang berselaput dengan bagian atasnya berbentuk topi. Perbungaan tersusun sebagai bunga payung majemuk dengan 6 – 40 gagang bunga, panjang ibu gagang bunga 5 – 1 0 em, panj’ ang gagang bunga 2 – 5 mm, mahkota berwarna kuning, keluar dari ujung batang. Buah lonjong, berusuk, panjang 6 – 10 mm, lebar 3 – 4 mm, masih muda hijau setelah tua cokelat agak hijau atau cokelat agak kuning sampai sepenuhnya cokelat. Namun, warna buahnya ini berbeda-beda tergantung negara asalnya. Buah masak mempunyai bau khas aromatik, bila dicicipi rasanya relatif seperti kamfer. Adas menghasilkan minyak adas, yang merupakan basil sulingan serbuk buah adas yang masak dan kering. Ada dua macam minyak adas, manis dan pahit. Keduanya, digunakan dalam industri obat-obatan. Adas juga dipakai untuk bumbu, atau digunakan sebagai bahan yang memperbaiki rasa (corrigentia saporis) dan mengharumkan ramuan obat. Biasanya adas digunakan bersama-sama dengan kulit batang pulosari. Daunnya bisa dimakan sebagai sayuran. Perbanyakan dengan biji atau dengan memisahkan anak tanaman.
Adas merupakan satu dari sernbilan tumbuhan obat yang dianggap berrnukjizat di Anglo-Saxon. Di Indonesia telah dibudidayakan dan kadang sebagai tanarnan bumbu atau tanaman obat. Turnbuhan ini dapat hidup dari dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut, namun akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi. Asalnya dari Eropa Selatan dan Asia, dan karena manfaatnya kemudian banyak ditanam di Indonesia, India, Argentina, Eropa, dan Jepang. Terna berumur panjang, tinggi 50 cm – 2 m, tumbuh merumpun. Satu rumpun biasanya terdiri dari 3 – 5 batang. Batang hijau kebiru- biruan, beralur, beruas, berlubang, bila memar baunya wangi. Letak daun berseling, majemuk menyirip ganda dua dengan sirip-sirip yang sempit, bentuk jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berseludang warna putih, seludang berselaput dengan bagian atasnya berbentuk topi. Perbungaan tersusun sebagai bunga payung majemuk dengan 6 – 40 gagang bunga, panjang ibu gagang bunga 5 – 1 0 em, panj’ ang gagang bunga 2 – 5 mm, mahkota berwarna kuning, keluar dari ujung batang. Buah lonjong, berusuk, panjang 6 – 10 mm, lebar 3 – 4 mm, masih muda hijau setelah tua cokelat agak hijau atau cokelat agak kuning sampai sepenuhnya cokelat. Namun, warna buahnya ini berbeda-beda tergantung negara asalnya. Buah masak mempunyai bau khas aromatik, bila dicicipi rasanya relatif seperti kamfer. Adas menghasilkan minyak adas, yang merupakan basil sulingan serbuk buah adas yang masak dan kering. Ada dua macam minyak adas, manis dan pahit. Keduanya, digunakan dalam industri obat-obatan. Adas juga dipakai untuk bumbu, atau digunakan sebagai bahan yang memperbaiki rasa (corrigentia saporis) dan mengharumkan ramuan obat. Biasanya adas digunakan bersama-sama dengan kulit batang pulosari. Daunnya bisa dimakan sebagai sayuran. Perbanyakan dengan biji atau dengan memisahkan anak tanaman.
ADAS TANAMAN YANG BERPOTENSI DIKEMBANGKAN SEBAGAI BAHAN OBAT ALAMI
Tanaman Adas (Foeniculum vul-gare Mill.) adalah tanaman herba tahunan dari familii Umbelliferae dan genus Foeniculum. Tanaman ini berasal dari Eropa Selatan dan daerah Mediterania, yang ke-mudian menyebar cukup luas di berbagai negara seperti Cina, Meksiko, India, Itali, Indian, dan termasuk negara Indonesia. Genus Foeniculum mempunyai tiga spesies yaitu F. vulgare (adas), F. azoricum (adas bunga di-gunakan sebagai sayuran) dan F. dulce (adas manis digunakan juga sebagai sayuran). F. vulgare mempunyai sub spesies yaitu F. fulgare var. dulce dan F. vulgare var. vulgare. Di Indonesia dikenal dua jenis adas yang termasuk ke dalam famili Umbelliferae, yaitu adas (F. vulgare Mill.) dan adas sowa (Anetum graveolens Linn.) Kedua jenis ini telah banyak dibudidayakan di Indonesia, ter-utama adas (F. vulgare Mill.) Sedangkan A. graveolens Linn lebih banyak dibudidayakan di daerah dataran rendah dan daunnya dimakan sebagai lalap.
Langganan:
Postingan (Atom)